Monday, May 11, 2009

Permission Marketing

Permission Marketing

In a world of information overload, automated telemarketing, and spam, most people welcome the idea of permission marketing.

What is permission marketing?

  • “A marketing technique that requires the approval of the customer”
  • “An approach to selling goods and services in which a prospect explicitly agrees in advance to receive marketing information”

Why a permission marketing approach is required for a B2C site.

  • To create an audience with high interest level by sending certain types of marketing information only to those who have specifically requested it.
  • Legality

Spamming is considered as an illegal activity and some states have developed laws and measures to be able to stop spammers. Permission-based email marketing is perfectly legal and this erases the risks and possible costs that are associated with being sued.

  • Ethical

Permission email marketing is seen as an ethical alternative to spamming. Even if one is not sued for spamming, it doesn’t imply that people are not irritated by the unsolicited emails. Sending marketing materials that are permitted by the receiver are given a “go-signal” and is considered totally ethical.

  • Promote a good image

Companies which employ spamming activities to be able to market their products are instantly hated by the people who receive their emails. Permission-based email marketing gives a company and its product a good corporate image and therefore more appreciated by the targeted audience.

  • Target audience
    Permission email marketing channels precious resources to the right audience. Spamming throws marketing efforts as if the promoter is blind. People who give their consent to receive emails regarding topics which are appealing to them are people who are willing to spend money for products in that field. Therefore, the right target market is reached rather than carelessly spreading the marketing message
  • Avoids costs: More cost-efficient because the prospect is already identified and targeted.
    Permission based email marketing avoids added costs. Aside from channeling resources to reach the right audience, permission marketing avoids costs that are associated by being sued by people who have been much irritated by spam emails. Other sanctions that are involved with spamming include the loss of the company’s ISP.
  • Appreciation
    Email marketing that is permitted is accepted by people with open arms. Spamming is not really accepted by the public and it is best that one does not engage in this activity.

Example:

Opt-in email where internet users sign up in advance for information about certain product categories


Permission Marketing Cycle:







Wednesday, May 6, 2009

Tugas Chapter 8

THE PAST, CURRENT, FUTURE CUSTOMER USE OF INTERNET AS A MEDIUM TO SELECT & BUY PRODUCT

ACE HARDWARE INDONESIA
(www.acehardware.co.id)

AceHardware bergerak dalam bidang usaha retailing home improvement dan lifestyle product. Produk yamg dijual meliputi: hardware, perlengkapan rumah tangga, furniture, automotive, alat-alat untuk berkebun, alat-alat olahraga, sampai perlengkapan untuk hewan.

Berikut adalah analisis penggunaan internet sebagai media untuk melakukan pembelian produk di AceHardware Indonesia:

PAST

Acehardware Indonesia memulai usahanya dengan membuka store di berbagai tempat, namun belum memiliki website. Transaksi dan pengambilan barang juga masih dilakukan di store mereka, namun untuk beberapa barang tertentu yang ukurannya cukup besar disediakan layanan antar.

CURRENT

Saat ini AceHardware Indonesia masih melakukan transaksi serupa, namun sudah memiliki website yang difungsikan untuk, antara lain: menampilkan lowongan pekerjaan, menggambarkan visi dan misi, menampilkan promosi-promosi, dan yang terpenting adalah menampilkan beberapa item produk yang tersedia di store mereka secara 2D. Namun produk-produk yang di tampilkan dalam website tersebut belum mencantumkan harga serta stock produk yang tersedia.

FUTURE

Saran yang perlu dikembangkan oleh Acehardware dalam webnya adalah menampilkan katalok item produk yang lebih atraktif, sehingga pengakses web dapat lebih memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia di web. Contohnya mungkin dapat dikembangkan katalog untuk produk dalam bentuk 3D sehingga pengguna web dapat melihat produk dari berbagai sisi dan sudut. Harga dan stock barang juga sebaiknya dicantumkan di website untuk memudahkan customer dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan.

Selain itu, juga perlu dikembangkan suatu sistem pembelanjaan online, sehingga pengguna web dapat melakukan transaksi untuk barang-barang yang memang perlu pengantaran tanpa harus berkunjung ke store. Hal ini tentu harus didukung oleh katalog 3D tersebut, sehingga pengguna web dapat dengan yakin melakukan pembelian tanpa harus dikecewakan dengan barang yang tidak sesuai dengan yang dibayangkan saat melihat produk dalam bentuk 2D.

Lebih lanjut, pemberian layanan pembayaran online juga dibutuhkan, hal ini dapat disiasati dengan penerimaan pembayaran kartu kredit saat delivery dengan pihak Acehardware membawa mesin pembaca kartu kredit wireless yang sudah digunakan oleh www.antardelivery.com.




Tuesday, April 21, 2009

E-PROCUREMENT

E- procurement

Beberapa definisi e-procurement dari berbagai sumber yaitu:

1. Menurut Wikipedia

E-procurement is the business-to-business or business-to-consumer or Business-to-government purchase and sale of supplies, Work and services through the Internet as well as other information and networking systems, such as Electronic Data Interchange and Enterprise Resource Planning”.

2. Menurut Dave Chaffey (E-Business and E-Commerce Management)

“E-procurment is the electronic integration and management of all activities including purchase request, authorization, ordering, delivery and payment between a purchaser and a supplier”.

3. Menurut Infonet.com

“E-procurement is another name for B2B (Business-to-Business) purchasing of goods and services through extranet trading exchanges, direct ERP-to-ERP and internet connections with suppliers”.

Manfaat E-procurement

Secara umum, pengaplikasian e-procurment bertujuan untuk menekan cost dan meningkatkan efisiensi yang berujung pada peningkatan profitabilitas. Mengapa demikian? Karena menurut Turban et al (2000) manfaat dari e-procurment adalah sebagai berikut:

1. Mengurangi waktu dan biaya dalam siklus pembelian

Dengan adanya e-procurement proses pembelian menjadi lebih simple. Perusahan dapat melakukan pembelian secara online dengan purchasing agreement dan kontrol yang sudah di setting secara otomatis di internet order form. Selain itu pengimplementasian e-procurement juga akan mempercepat mencari sumber pembelian, mempercepat waktu permintaan penawaran, mempercepat waktu pengiriman penawaran, mempercepat waktu evaluasi penawaran, mempercepat waktu pengeluaran pesanan, mempercepat waktu penindak lanjutan, mempermudah pelacakan pesanan.

2. Meningkatan budgetary kontrol

3. Mengeliminasi kesalahan-kesalahan administrasi, dengan cara mengurangi pekerjaan-perkerjaan manual menggunakan kertas sehingga meminimalisasi human error.

4. Mendapatkan harga yang lebih rendah melalui standarisasi produk dan pembelian secara konsolidasi.

5. Meningkatkan informasi management

Karena sistemnya lebih terintegrasi maka memungkinkan komunikasi yang lebih cepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan persediaan secara tepat waktu (just in time purchasing). Oleh karena itu cost untuk menyimpan inventori dapat ditekan.

6. Mengingkatkan proses pembayaran, dengan cara pengurangan waktu proses penagihan dan pembayaran. Oleh karena itu:
•Berpotensi mendapatkan tambahan potongan harga.
•Mengurangi kesalahan atau ketidak cocokan antara surat pesanan, dokumen penerimaan dan tagihan.

7. Menunjuang pelaksanaan kemitraan pembeli-penjual, dengan cara:
• Menunjang komunikasi yang rutin, cepat, akurat.
• Menunjang transparansi antara mitra.


Menurut Infonet.com penghematan yang dapat dilakukan melalui pengaplikasian e-procurment dirinci sebagai berikut:

§ Untuk Distributor:

Keuntungan Bagi Distributor

Rata-Rata Peluang Penghematan

Store Management

2%-8%

Stock Management

10%-40%

Increase in Sales

5%-20%

Reduction in Logistic Cost

3%-4%

§ Untuk Produsen:

Keuntungan Bagi Produsen

Rata-Rata Peluang Penghematan

Reduction in Stock

10%-40%

Acceleration of Restocking Cycles

12%-30%

Increase in Sales

2%-10%

Better Customer Service

5%-10%


Perbandingan antara proses pembelian tradisional dengan proses e-procurement.

Proses Pembelian Tradisional

Proses e-Procurement

Pembelian di luar kontrak

Banyak

Sedikit

Potongan harga (volume)

Sedikit

Banyak

Proses administrasi

Banyak kertas

Sedikit/tanpa kertas

Efisiensi karyawan

Rendah

Tinggi

Kemungkinan jumlah kesalahan

Banyak

Sedikit

Harga barang dan jasa

Standar

Ada diskon

Biaya administrasi

Tinggi

Rendah

Biaya persediaan

Tinggi

Rendah


Contoh kesuksesan E-procurement

- Pemkot Surabaya mampu menghemat anggaran 25%.

- British Telecom berhasil memotong biaya rata-rata transaksi pengadaan barang/jasa US$80 menjadi US$8 dalam 1,3 juta transaksi.

- IBM, Microsoft, The Wall Street Journal, Raytheon, dll

- Depkimpraswil, Bappenas, ESDM, BPPT.

Namun pengimplementasian e-procurement membutuhkan perencanaan yang matang, karena jika tidak direncanakan secara seksama maka investasi perusahan dalam e-procurement akan gagal sehingga dapat menyebabkan kerugian yang besar bagi perusahan.

Penyebab kegagalan e-procurement antara lain:

  • Penolakan dari karyawan untuk menggunakan system baru
  • Kesulitan mengintegrasikan IT system
  • Lemahnya kolaborasi antara supplier dan buyer
  • Miss-komunikasi di antara level management mengenai apa itu e-procurement
  • Miss-komunikasi di antara buyers’ e-procurement system dengan suppliers’ e-fulfilment system.

Oleh karena itu penting bagi perusahan untuk benar-benar memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut dan mengevaluasi cost dan benefit dari pengimplemantasian system yang baru. Contohnya, untuk perusahaan berskala kecil kemungkinan besar tidak membutuhkan pengimplemantasian e-procurement yang kompleks karena kemungkinan cost yang dikeluarkan oleh perusahan tersebut akan lebih besar di banding benefit yang mereka terima.

Tuesday, April 14, 2009

Assingment Chapter 5 & 6 (E-Business Strategy)

www.anjingkita.com Situs Komunitas Penggemar Anjing Ras di Indonesia

AnjingKita.Com dipublikasikan pertama kali pada tanggal 15 Desember 2003, merupakan pembaruan atau kelanjutan dari situs BobbySant.Com, sebuah situs kennel yang digunakan sebagai sarana promosi untuk The Savior Chihuahuas Kennel dan Bobby Sant Pet Shop.

Informasi yang disediakan cukup beragam dari mulai profil trah, data-data kennel di Indonesia, artikel-artikel, berita-berita yang berkaitan dengan dunia kinologi di tanah air, informasi anjing dijual, agenda dan liputan pameran anjing trah di Indonesia serta data berupa gambar / photo bahkan video ada di AnjingKita.Com.

1) E-Business channel priority

Anjingkita.com menggunakan strategi Bricks and Clicks. Transaksi pemasangan iklan dan pelayanan pelanggan dilakukan dalam web secara online. Sedangkan penjualan anjing dari kennel pembuat web dijual secara online dan offline melalui pet shop Bobby Sant.

2) Organizational restructuring and capabilities

Menggunakan tenaga pembuat dan pengelola web dari divisi internal perusahaan (In-House Division) dengan konsekuensi biaya pemeliharaan web dan biaya yang dikeluarkan oleh divisi tersebut menjadi tanggung jawab perusahaan. Sedangkan keuntungannya, perusahaan memiliki kontrol penuh terhadap konten web.

3) Business, Service, and Revenue model

§ Tipe bisnis

Tipe bisnisyang diadopsi oleh Anjingkita.com merupakan kombinasi dari B2B dan B2C

- B2B : transaksi anjingkita.com dengan Pedigree, Proplan, Doris dan perusahan-perusahan lainnya

- B2C : transaksi anjingkita.com dengan pemasang iklan individual

§ Market place position

Posisi yg dimiliki oleh AnjingKita.com adalah sebagai Intermediari (Netral) yang mempertemukan pembeli dan penjual anjing. Selain itu karena AnjingKita.com juga menjual anjing dari kennel dan pet shop pemilik web maka AnjingKita.com juga mempunyai posisi Seller Controled

§ Revenue Model

- Direct product sales of product and service (menjual anjing dari kennel dan pet shop pemilik web dan jasa pembuatan website)

- Advertisement (dari pemasang iklan individu maupun iklan produk),

- Sponsor (Pedigree dan Pfizer Animal Health)

§ Commercial Model

Commercial model dari AnjingKita.com adalah Fixed Price Sales untuk tariff iklan di web mereka. Namun untuk penjualan anjing dari pemasang iklan ataupun dari petshop pemilik web, AnjingKita,com menggunakan sistem Negotiated Deal, tergantung kesepakatan antara pembeli dan penjual.

4) Market Place Restructuring

- Buy side: tidak ada

- Sell side

Disintermediation strategy (melakukan penjualan secara online dengan mengembangkan web ini baik ke pemasang iklan maupun menjual anjing milik kennel dan petshop tersebut di atas)

5) Market and Product Development Strategies

AnjingKita.com menggunakan Market Penetration Strategy dan Market Development Strategy.

- Market Penetration Strategy karena AnjingKita.com menggunakan digital channel untuk memperluas market share mereka serta adanya nilai tambah bagi customer dengan adanya pemasangan iklan penjualan anjing melalui web serta pemberian informasi-informasi yang berkaitan dengan dunia kinologi.

- Market development strategy karena dengan penggunaan online channel AnjingKita.com dapat memperoleh market baru di seluruh Indonesia.

6) Positioning and Differentiation Strategies

- Product performance

Selain menjual anjing, site ini juga menyediakan informasi yang berkaitan dengan dunia kinologi seperti dokter atau klinik hewan di setiap daerah atau kota, pameran-pameran anjing trah, data kennel anjing di seluruh Indonesia, informasi dari video-video serta milis yang memungkinkan setiap anggota untuk bertukar informasi.

- Relationship excellence

Pemasang iklan dapat mereply kepada peminat produknya secara langsung via web, memberi saran dan kritik baik kepada pemasang iklan maupun kepada pihak anjingkita.com sendiri.